Di antara sekian banyak nikmat yang Allah limpahkan kepada manusia, nikmat sehat adalah salah satu yang paling berharga—namun seringkali baru disadari saat hilang. Kesehatan adalah fondasi bagi setiap aktivitas, ibadah, dan cita-cita. Tanpa kesehatan, dunia terasa sempit, dan kesempatan beramal terasa berat. Sayangnya, banyak dari kita yang lalai mensyukurinya.

Nikmat Sehat dalam Pandangan Islam
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
> “Dua nikmat yang banyak manusia tertipu karenanya: nikmat sehat dan waktu luang.”
(HR. Bukhari no. 6412)
Hadis ini mengajarkan bahwa sehat adalah modal utama yang sering disepelekan. Ketika tubuh kuat dan jiwa stabil, kita punya peluang besar untuk beribadah, menuntut ilmu, mencari nafkah halal, hingga berbuat baik kepada sesama.
Al-Qur’an pun menegaskan:
“Kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu peroleh).”
(QS. At-Takatsur: 8)
Ibnu Katsir menafsirkan ayat ini bahwa manusia akan ditanya tentang segala kenikmatan yang diberikan Allah, termasuk nikmat sehat. Maka dari itu, menjaga dan mensyukuri kesehatan menjadi bentuk ibadah yang mulia.
Mensyukuri Sehat: Bukan Hanya Ucapan, Tapi Tindakan
Bersyukur atas nikmat sehat bukan hanya dengan lisan, tapi juga dengan menjaga pola hidup yang baik:
1. Menjaga pola makan – “Makanlah dan minumlah, tetapi jangan berlebihan.” (QS. Al-A’raf: 31)
2. Olahraga dan istirahat cukup – Rasulullah rutin berjalan, berpuasa, dan menjaga keseimbangan jasmani dan ruhani.
3. Gunakan untuk ibadah dan amal saleh – Sehat adalah peluang berharga untuk memperbanyak kebaikan.
Jangan Tunggu Sakit untuk Bersyukur
Sakit itu pahit, dan sering menjadi pengingat yang terlambat. Maka, mari kita renungi setiap hembusan napas, setiap langkah kaki, dan setiap detak jantung sebagai nikmat besar dari Allah. Gunakan sehat untuk mendekat kepada-Nya, karena bisa jadi hari ini kita sehat, tapi esok belum tentu.
> “Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?”
(QS. Ar-Rahman: 13)